Minggu, 02 Desember 2012

Menggantung hidup pada ubi jalar


KUNINGAN-Minggu (02/12) ubu jalar berhasil di panen oleh penggarap yang hendak dijual ke Jakarta.ubi yang di tanam di Linggarjati tepat di kaki gunung Ciremai dapat dipanen setiap pergantian musim kemarau ke musim hujan. dalam satu kali panen, tanah seluas 300 meter (30 bata) memperoleh sekitar 3 ton ubi dengan harga jual 6 juta, tutur penggarap di samping tanah garapannya yang menurutnya cukup untuk kehidupan sehari-hari beserta istri dan 4 anaknya.
harga jual ubu jalar tergantung dari harga pasar. ubi jalar bisa di panen setelah 5 atau 6 bulan. pak Mumut (50) tidak hanya bekerja sebagai penggarap ubi karena keuntungannya pun di bagi dua dengan pemilik tanah, selain itu panen yang diselesaikan satu hari itu di panen oleh empat orang pekerja. laki-laki separuh abad itu bekerja sampingan di gedung perundingan Linggarjati.
Panen ubu jalar tahun ini cukup baik karean pada tahun sebelumnya mengalami gagal panen. hal itu di perkirakan karena faktor air yang telat, juga pupuk yang berlebihan sehingga ubi berbuah sedikit dan sebagiandi makan hama. bahkan ubi jalar tersebut tidak laku di jual alias gagal panen.
pasca panen ubi jalar, daun ubi jalar di manfaatkan untuk memberi makan kambing miliknya dan pucuk ubi dijadikan sebagai bibit. tanah tersebut kemudian di tanami padi dan bawang merah. "kalau ada kemauan, bisa untuk mencari makan karena banyak lahan kosong disini, kalo yang malas mungkin bekerja kalo memang ada yang menyuruh saja."tutur laki-laki yang duduk di sebelah pak mumut yang kemudian menuturkan bahwa di musim hujan seperti ini ubu jalar laku di jakarta apalagi ketika banjir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar