Bimbingan dan konseling merupakan terjemahaan dari istilah “guidance” dan “conseling” dalam
bahasa Inggris. Guidance berasal dari akar kata “guide” yang berati
mengarahkan, memandu, menyetir, mengelola.
Pertama, bimbingan merupakan suatu proses yang mengadung
makna bahwa bimbingan itu merupakan kegiatan yang berkesinambungan, berlangsung
terus-menerus, bukan kegiatan seketika dan kebetulan.
Bimbingan merupakan serangkaian kegiatan yang sistematis
dan terencana yang terarah kepada pencapaian tujuan.
Kedua, bimbingan merupakan “helping”, yang identik
artinya dengan aiding, assisting, atau availing, yang artinya adalah bantuan
atau pertolongan. Makna bantuan dalam bimbingan menunjukkan bahwa yang aktif
dalam mengembangkan diri, mengatasi masalah, atau mengambil keputusan adalah
siswa sendiri.
Ketiga, bantuan itu diberikan kepada individu. Individu
yang diberi bantuan adalah individu yang sedang berkembang dengan segala
keunikannya, yang mempertimbangkan keragaman keunikan individu.
Keempat, tujuan bimbingan adalah perkembangan optimal.
Perkembangan optimal yaitu perkembangan yang sesuai dengan potensi dan sistem
nilai tentang kehidupan yang baik dan benar.
Perkembangan optimal bukanlah semata-mata pencapaian
tingkat kemampuan intelektual yang tinggi, yang ditandai dengan penguasaan pengetahuan dan keterampilan, melainkan suatu
kondisi dinamik dimana individu mampu mengenal dan memahami diri, dan sistem
nilai, melakukan pilihan mengambil keputusan atas tanggung jawab sendiri.
Dalam hubungannya dalam bimbingan konseling merupakan
salah satu jenis layanan bimbingan. Secara umum layanan bimbingan dan konseling
adalah mambantu siswa mengenal bakat, minat, dan kemampuannya, serta memilih
dan menyesuaikan diri dengan kesempatan pendidikan untuk meneruskan karier yang
sesuai dengan tuntutan dunia kerja.
B. Fungsi
Asas dan Prinsip Bimbingan
1.
Fungsi
dan Bimbingan Konseling
a.
Fungsi
pemahaman, yaitu fungsi bimbingan yang membantu siswa agar memiliki pemahaman
terhadap diri dan lingkungannya.
b.
Fungsi
preventif, yaitu fungsi yang berkaitan dengan upaya pembimbing untuk senantiasa
mengantisipasi berbagai masalah yang mungkin terjadi, dan berupaya untuk
mencegah supaya masalah itu tidak dialami siswa. Melalui fungsi ini, pembimbing
atau guru pembimbing memberikan bimbingan kepada siswa tentang cara menghindari
diri dari perbuatan atau kegiatan yang membahayakan dirinya.
c.
Fungsi
pengembangan, yaitu fungsi bimbingan yang sifatnya lebih proaktif dari
fungsi-fungsi lainnya. Pembimbingan dan personel sekolah sama dengan merumuskan
dan melaksanakan program bimbingan yang sistematis, baik menyangkut aktivitas,
maupun materi atau bahan bimbingan yang mendukung siswa dalam mencapai
tugas-tugas perkembangannya.
d.
Fungsi
perbaikan, yaitu fungsi bimbingan yang bersifat kuratif (penyembuhan). Teknik
yang digunakan di sini adalah konseling (dilakukan oleh guru pembimbing atau
konselor), dan remidial teaching (dilakukan oleh guru bidang studi).
2.
Asas-asas
Bimbingan
Asas-asas tersebut adalah sebagai berikut :
a.
Asas
kerahasiaan, yaitu asas yang menuntut kerahasiaan segenap data atau keterangan
peserta didik (klien) yang menjadi sasaran layanan.
b.
Asas
kesukarelaan, yaitu asas yang mengkehendaki adanya kesukaan dan kerelaan
peserta didik (klien) mengikuti/menjalani layanan/kegiatan yang diperuntukkan baginya.
c.
Asas
keterbukaan, yaitu asas yang mengkehendaki agar perserta didik (klien) yang
menjadi sasaran layanan/kegiatan bersikap terbuka dan tidak berpura-pura, baik
di dalam memberikan keterangan tentang dirinya sendiri maupun dalam menerima
berbagai informasi dan materi dari luar yang berguna bagi pengembangan
keterbukaan peserta didik (klien).
d.
Asas
kegiatan, yaitu asas yang mengekehendaki agar peserta didik (klien) yang
menjadi sasaran layanan/kegiatan mau berpartisipasi secara aktif di dalam
penyelenggaraan layanan/kegiatan bimbingan.
e.
Asas
kemandirian, yaitu asas yang menunjuk pada tujuan umum bimbingan dan konseling,
yaitu peserta didik, (klien) sebagai sasaran layanan bimbingan dan konseling diharapkan menjadi
individu-individu yang mandiri dengan ciri-ciri mengenal dan menerima diri
sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan, mengarahkan serta
mewujudkan diri sendiri sebagaimana telah diutarakan terdahulu.
f.
Asas
kekinian, yaitu asas yang mengkehendaki agar objek sasaran layanan bimbingan
dan konseling ialah permasalahan peserta didik (klien) dalam kondisinya
sekarang.
g.
Asas
kedinamisan, yaitu asas yang mengkehendaki agar isi layanan terhadap sasaran
layanan (klien) yang sama kehendaknya selalu bergerak maju, tidak monoton dan
terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tahap
perkembangannya dari waktu ke waktu.
h.
Asas
keterpaduan, yaitu asas yang mengekehendaki agar layanan dan kegiatan bimbingan
dan konseling, baik yang dilakukan oleh guru pembimbing maupun oleh pihak lain,
saling menunjang, harmonis, dan terpadukan.
i.
Asas
kenormatifan, yaitu asas yang mengkehendaki agar segenap layanan dan kegiatan
bimbingan dan koneling didasarkan pada dan tidak boleh bertentangan dengan
bilai dan norma-norma yang ada, yaitu norma agama, hukum dan peraturan,
adat-istiadat, ilmu pengetahuan dan kebiasaan yang berlaku.
j.
Asas
keahlian, yaitu asas yang mengkehendaki agar layanan dan bimbingan dan
konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-kaidah profesional.
k.
Asas
ahli tangan, yaitu asas yang mengkehendaki agar pihak-pihak yang tidak mampu
menyelenggarakan layanan bimbingan konseling secara tepat dan tuntas atas suatu
permasalahan peserta didik (klien) mengalihtangankan permasalahan itu kepada
pihak yang lebih ahli.
l.
Asas
tut wuri handayani, yaitu asas bimbingan dan konseling yang mengkehendaki agar
pelayanan bimbingan dan konseling secara
keseluruhan dapat menciptakan suasana yang mengayomi (memberikan rasa aman),
mengembangka keteladanan, memberikan rangsangan dan dorongan serta kesempatan
yang seluas-luasnya kepada peserta didik (klien) untuk maju.
3.
Prinsip-prinsip
Bimbingan
a.
Bimbingan
diberikan kepada individu yang sedang berada dalam proses berkembang. Ini
berarti bahwa bantuan yang diberikan kepada siswa harus bertolak dari
perkembangan dan kebutuhan siswa.
b.
Bimbingan
diperuntukkan bagi semua siswa. Bimbingan tidak hanya ditunjukkan kepada siswa
yang bermasalah atau salah satu dari mereka, tetapi ditunjukkan kepada semua
siswa. Prinsip ini mengadung arti bahwa pembimbing perlu memahami perkembangan
dan kebutuhan siswa secara menyeluruh dan menjadikan perkembangan dan kebutuhan
siswa tersebut sebagai salah satu dasar bagi penyusun program bimbingan di
sekolah.
c.
Bimbingan
dilaksanakan dengan mempedulikan semua segi perkembangan siswa. Prinsip ini
mengandung arti bahwa dalam bimbingan semua segi perkembangan siswa, baik
fisik, mental, sosial, emosional, maupun
moral-spiritual dipandang sebagai satu kesatuan dan saling berkaitan.
d.
Bimbingan
berdasarkan kepada kemampuan individu untuk menentukan pilihan. Prinsip ini
mengandung makna bahwa manusia memiliki kemampuan untuk menentukan pilihan
sendiri yang akan dia lakukan.
e.
Bimbingan
adalah bagian terpadu dari proses pendidikan. Proses bukanlah proses
pengembangan aspek intelektual semata. Melainkan proses pengembangan seluruh
aspek kepribadian siswa.
f.
Bimbingan
dimaksudkan untuk membantu siswa merealisasikan dirinya. Prinsip ini mengandung
makna bahwa bantuan di dalam proses bimbingan diarahkan untuk membantu siswa
memahami dirinya, mengarahkan diri kepada tujuan yang realistik, dan mencapai
tujuan yang realistik itu sesuai dengan kemampuan diri dan peluang yang
diperoleh.
C. Hubungan
Bimbingan dengan Pendidikan
Bimbingan dipandang sebagai salah satu komponen yang tak
terpisahkan dari komponen-komponen lainnya. Di Indonesia perkembangan bimbingan
dimulai dalam bidang pendidikan, khususnya pendidikan formal di sekolah.
Kurikulum 1975 dan 1976 merupakan wadah formal bagi pelaksanaan bimbingan dalam bimbingan
pendidikan di sekoah.
Hubungan inilah bimbingan mempunyai peranan yang amat
penting dalam pendidikan, yaitu membantu
setiap pribadi anak didik agar berkembang secara optimal. Maka hasil pendidikan
sesungguhnya akan tercermin pada pribadi anak didik yang berkembang baik secara akademik, psikologis, maupun
sosial.
Kesimpulan
Bimbingan dapat diartikan sebagai proses membantu
individu untuk mencapai perkembangan optimal. Konseling merupakan salah satu
jenis layanan bimbingan yang dipandang inti dari keseluruhan layanan bimbingan.
Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu
individu/peserta didik agar dapat mengembangkan kepribadiannya secara optimal
yang penyelenggaraannya berdasarkan pada prinsip dan azas-azas.
sumber : http://ikhsanu.blogspot.com/2012/09/hakikat-bimbingan-dan-konseling.html#axzz2IP2AcLuV
Menurut Abraham Maslow, manusia memiliki lima tingkat kebutuhan hidup
yang akan selalu berusaha untuk dipenuhi sepanjang masa hidupnya. Lima
tingkatan yang dapat membedakan setiap manusia dari sisi kesejahteraan
hidupnya, teori yang telah resmi di akui dalam dunia psikologi.
Kebutuhan tersebut berjenjang dari yang paling mendesak hingga yang akan muncul dengan sendirinya saat kebutuhan sebelumnya telah dipenuhi. Setiap orang pasti akan melalui tingkatan-tingkatan itu, dan dengan serius berusaha untuk memenuhinya, namun hanya sedikit yang mampu mencapai tingkatan tertinggi dari piramida ini.
Lima tingkat kebutuhan dasar menurut teori Maslow adalah sebagai berikut (disusun dari yang paling rendah) :
1. Kebutuhan Fisiologis
Contohnya adalah : Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.
2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan
Contoh seperti : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan semacamnya.
3. Kebutuhan Sosial
Misalnya adalah : Memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.
4. Kebutuhan Penghargaan
Dalam kategori ini dibagi menjadi dua jenis, Eksternal dan Internal.
- Sub kategori eksternal meliputi : Pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.
- Sedangkan sub kategori internal sudah lebih tinggi dari eskternal, pribadi tingkat ini tidak memerlukan pujian atau penghargaan dari orang lain untuk merasakan kepuasan dalam hidupnya.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Teori Kebutuhan Abraham Maslow
Kebutuhan tersebut berjenjang dari yang paling mendesak hingga yang akan muncul dengan sendirinya saat kebutuhan sebelumnya telah dipenuhi. Setiap orang pasti akan melalui tingkatan-tingkatan itu, dan dengan serius berusaha untuk memenuhinya, namun hanya sedikit yang mampu mencapai tingkatan tertinggi dari piramida ini.
Lima tingkat kebutuhan dasar menurut teori Maslow adalah sebagai berikut (disusun dari yang paling rendah) :
1. Kebutuhan Fisiologis
Contohnya adalah : Sandang / pakaian, pangan / makanan, papan / rumah, dan kebutuhan biologis seperti buang air besar, buang air kecil, bernafas, dan lain sebagainya.
2. Kebutuhan Keamanan dan Keselamatan
Contoh seperti : Bebas dari penjajahan, bebas dari ancaman, bebas dari rasa sakit, bebas dari teror, dan semacamnya.
3. Kebutuhan Sosial
Misalnya adalah : Memiliki teman, memiliki keluarga, kebutuhan cinta dari lawan jenis, dan lain-lain.
4. Kebutuhan Penghargaan
Dalam kategori ini dibagi menjadi dua jenis, Eksternal dan Internal.
- Sub kategori eksternal meliputi : Pujian, piagam, tanda jasa, hadiah, dan banyak lagi lainnya.
- Sedangkan sub kategori internal sudah lebih tinggi dari eskternal, pribadi tingkat ini tidak memerlukan pujian atau penghargaan dari orang lain untuk merasakan kepuasan dalam hidupnya.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri
Erikson
dalam membentuk teorinya secara baik, sangat berkaitan erat dengan
kehidupan pribadinya dalam hal ini mengenai pertumbuhan egonya. Erikson
berpendapat bahwa pandangan-pandangannya sesuai dengan ajaran dasar
psikoanalisis yang diletakkan oleh Freud. Jadi dapat dikatakan bahwa
Erikson adalah seorang post-freudian atau neofreudian. Akan tetapi,
teori Erikson lebih tertuju pada masyarakat dan kebudayaan. Hal ini
terjadi karena dia adalah seorang ilmuwan yang punya ketertarikan
terhadap antropologis yang sangat besar, bahkan dia sering meminggirkan
masalah insting dan alam bawah sadar. Oleh sebab itu, maka di satu pihak
ia menerima konsep struktur mental Freud, dan di lain pihak menambahkan
dimensi sosial-psikologis pada konsep dinamika dan perkembangan
kepribadian yang diajukan oleh Freud. Bagi Erikson, dinamika kepribadian
selalu diwujudkan sebagai hasil interaksi antara kebutuhan dasar
biologis dan pengungkapannya sebagai tindakan-tindakan sosial. Tampak
dengan jelas bahwa yang dimaksudkan dengan psikososial apabila istilah
ini dipakai dalam kaitannya dengan perkembangan. Secara khusus hal ini
berarti bahwa tahap-tahap kehidupan seseorang dari lahir sampai dibentuk
oleh pengaruh-pengaruh sosial yang berinteraksi dengan suatu organisme
yang menjadi matang secara fisik dan psikologis. Sedangkan konsep
perkembangan yang diajukan dalam teori psikoseksual yang menyangkut tiga
tahap yaitu oral, anal, dan genital, diperluasnya menjadi delapan tahap
sedemikian rupa sehingga dimasukkannya cara-cara dalam mana hubungan
sosial individu terbentuk dan sekaligus dibentuk oleh
perjuangan-perjuangan insting pada setiap tahapnya.
Pusat
dari teori Erikson mengenai perkembangan ego ialah sebuah asumpsi
mengenai perkembangan setiap manusia yang merupakan suatu tahap yang
telah ditetapkan secara universal dalam kehidupan setiap manusia. Proses
yang terjadi dalam setiap tahap yang telah disusun sangat berpengaruh
terhadap “Epigenetic Principle” yang sudah dewasa/matang. Dengan kata
lain, Erikson mengemukakan persepsinya pada saat itu bahwa pertumbuhan
berjalan berdasarkan prinsip epigenetic. Di mana Erikson dalam teorinya
mengatakan melalui sebuah rangkaian kata yaitu :
(1)
Pada dasarnya setiap perkembangan dalam kepribadian manusia mengalami
keserasian dari tahap-tahap yang telah ditetapkan sehingga pertumbuhan
pada tiap individu dapat dilihat/dibaca untuk mendorong, mengetahui, dan
untuk saling mempengaruhi, dalam radius soial yang lebih luas. (2)
Masyarakat, pada prinsipnya, juga merupakan salah satu unsur untuk
memelihara saat setiap individu yang baru memasuki lingkungan tersebut
guna berinteraksi dan berusaha menjaga serta untuk mendorong secara
tepat berdasarkan dari perpindahan didalam tahap-tahap yang ada.
sumber : http://valmband.multiply.com/journal/item/5?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem